Rabu, 25 Juni 2008

Sentuhan Magis Hiddink

2008-06-22 05:33:29
Belanda yang begitu diunggulkan dibuat tidak berdaya oleh Rusia di babak perempat final yang dimainkan di St . Jakob-Park, Sabtu atau Minggu dinihari (WIB) tadi. Tidak ada permainan menyerang Belanda yang diperagakan ketika menggilas Italia 3-0, Prancis 4-1 dan Rumania 2-0.
Semua hitung-hitungan musnah begitu Wesley Sneijder dkk dihadapkan pada Sergei Semak dkk di Basel, Swiss. Di lapangan Rusia bermain penuh determinasi tinggi. Gaya total football yang identik dengan Belanda, justru diperagakan oleh Tim Beruang Merah. Siapa lagi dalangnya kalau bukan Guus Hiddink.
Pelatih berusia 61 tahun itu mampu meramu total football tanpa melupakan ciri khas sepakbola Eropa Timur yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan penuh semangat. Jadilah racikan Hiddink lebih manjur dibanding ‘yuniornya’, Marco van Basten. Belanda takluk 1-3 melewati masa perpanjangan waktu 2x15 menit.
Kemenangan itu membuat Rusia berkesempatan mengulangi prestasi Uni Soviet yang menjurai Piala Eropa edisi pertama di tahun 1960. Sementara atas nama Rusia, prestasi ini menjadi yang tertinggi. Strategi Hiddink begitu jitu dengan menempatkan tiga gelandang bernaluri agresif di depan Sergei Semak sebagai jangkar dan penyeimbang.
Keputusannya membebaskan Andrei Arshavin juga patut diacungi jempol. Dengan peran free-role, Arshavin meneror pertahanan lawan. Satu lagi, yakni kebijakan Hiddink pada dua bek sayap untuk merangsek ke depan. Konsisten dijalankan, Giovanni van Bronckhorst dan Khalid Boulahrouz berpikir dua kali untuk ikut membantu serangan. Determinasi Yuri Zhirkov di kiri dan Aleksandr Anyukov di kanan membuat duo winger lawan terpecah konsentrasi antara menyerang dan ikut membantu pertahanan.
Roman Pavlyuchenko sebagai striker tunggal juga rajin membuka ruang. Di belakang, duo centre-back disiplin menjaga daerah dan kedalaman. Ini pula yang membuat puas Hiddink. “Saya tidak ingin menggunakan kata-kata berlebih. ini seperti keajaiban. Saya sangat bangga pada mereka. Fisik, teknik dan taktik kami lebih unggul dari mereka (Belanda),” kata Hiddink. “Sungguh luar biasa melihat betapa cepatnya mereka menyerap konsep yang diinginkan.”
Penampilan Arshavin pada pertandingan itu sangat luar biasa. Ia menjadi dirijen serangan cepat Rusia. Sebuah assist bagi Dmitri Torbinsky dan gol disumbangkannya. Gol pertama yang dilesakkan Roman Pavlyuchenko juga tidak terlepas dari gebrakannya. Mengenai penampilan apik tim asuhannya di babak perpanjangan waktu, Hiddink mengatakan: “Saya katakan kepada para pemain untuk keluar menyerang guna menjaringkan gol di saat mereka letih sama seperti kami. Saya juga memupuk mental dan mereka merespon sempurna”.
Apa yang dicapai Rusia menegaskan betapa sentuhan Hiddink sangat ampuh, khususnya dalam menukangi tim nasional. Tangan dinginnya membawa Belanda tampil di semifinal Piala Dunia 1998, Korea Selatan mencapai semifinal Piala Dunia 2002 dan Australia yang diantar untuk pertama kalinya ke putaran final Piala Dunia 2006 dan lolos dari putaran pertama penyisihan grup.

Tidak ada komentar: