Minggu, 29 Juni 2008

10 Pemain Terbaik Euro 2008

2008-06-29 17:54:59
Perhelatan akbar sepakbola Eropa empat tahunan, Euro 2008, memasuki partai puncak. Sebanyak 16 tim yang masuk ke dalam putaran final sudah diperas jadi tinggal Jerman dan Spanyol. Lebih dari 360 pemain dibawa serta ke Austria-Swiss untuk unjuk kebolehan.
Takdir tidak ada yang tahu. Ada yang mampu menunjukkan kemampuan maksimal, tapi tidak sedikit yang pulang lebih cepat lantaran cedera membekap. Dari sekian banyak pemain yang tampil UEFA melalui situs resminya (euro2008.com) melansir 10 pemain yang paling menyita perhatian. Mengenyampingkan urutan dan masih bersifat sementara, berikut 10 pemain terbaik Euro 2008:
1. Hamit Altıntop (Turki)
Perannya sangat besar membawa Turki untuk pertama kalinya ke semifinal. Hamit memiliki etos bermain yang pantas dibanggakan. Lebih jauh ia merupakan pemain serba bisa yang penuh dedikasi dan tidak egois. Lihat umpannya ke Nihat Kahveci ketika Turki menundukkan Republik Ceska. Pelatih Fatih Terim berkomentar: “Ketika Anda memiliki pemain seperti dia, Anda tidak akan kalah.”
2. Andrei Arshavin (Rusia)
Tuah Arshavin berlanjut. Setelah menginspirasi Zenit St Petersburg menjuarai Piala UEFA Mei lalu, performa Arshavin mekar seutuhnya di Austria-Swiss. Kontribusinya bagi Rusia nampak jelas begitu bisa bermain kembali pascaskorsing karena akumulasi kartu. Swedia dan Belanda mengerti betul pahitnya kapabilitas Arshavin mengubah permainan Rusia. Cepat, pintar dan sangat piawai mengolah bola jadi kelebihan pemain yang bersinar di usia 27 tahun ini.
3. Michael Ballack (Jerman)
Ketika Jerman membutuhkan momentum setelah dipermalukan Kroasia, Ballack datang. Tendangan bebasnya menggelegar menembus gawang Austria. Jerman berhak melangkah ke babak berikut. Ia pemimpin dan komposer Tim Panser. Di saat bersamaan ia bisa menjadi penuntas serangan, seperti gol ketiga Jerman di gawang Portugal.
4. Iker Casillas (Spanyol)
Para kiper memperoleh perhatian banyak. Gianluigi Buffon, Edwin van der Sar, Artur Boruc, Igor Akinfeev dan Stipe Pletikosa semuanya mengesankan. Iker Casillas tidak banyak melakukan penyelamatan, tapi sangat penting bagi Spanyol. Contohnya ketika menggagalkan peluang emas Mauro Camoranesi (Italia) dan Roman Pavlyuchenko (Rusia). Belum termasuk dua kali menggagalkan penalti Daniele De Rossi dan Antonio Di Natale (Italia).
5. Luka Modric (Kroasia)
Banyak yang menganggapnya sebagai Johan Cruyff-nya Kroasia. Anggapan yang bukan tanpa alasan. Ia pencetak gol perdana Kroasia melalui tendangan penalti. Perannya sangat besar di lapangan tengah. Bertubuh kecil, Modric menjelajahi setiap jengkal lapangan tanpa lelah. Ia banyak mengkreasi peluang ke gawang Turki sampai pada kenyataan pahit eksekusinya gagal di babak adu penalti.
6. Carles Puyol (Spanyol)
Pertanyaan besar menggelayut beriringan dengan keberhasilan Spanyol tampil di putaran final. Namun keraguan itu dijawab Puyol bersama partnernya di jantung pertahanan, Carlos Marchena. Bermain konsisten di putaran pertama Grup D, Puyol memegang tongkat komando di barisan pertahanan dalam menghentikan serbuan Rusia.
7. Bastian Schweinsteiger (Jerman)
Schweinsteiger menunjukkan mentalitas baja Jerrman. Menerima kartu merah ketika Jerman takluk dari Kroasia, ia bangkit melawan Portugal di perempat final. Mencetak satu gol dan mengkreasi dua gol lain. Ia juga berperan besar ketika Jerman bangkit mengejar ketinggalan dari Turki.
8. Marcos Senna (Spanyol)
Xavi Hernandez atau Cesc Fabregas yang diturunkan sebagai pengatur serangan, pilihan Luis Aragones sebagai holding midfielder cuma Senna seorang. Akibat penampilan Senna yang begitu stabil, Xabi Alonso jadi lebih banyak menganggur di bangku cadangan. Ia penyeimbang dan distributor bola yang baik. Sangat disiplin namun kiper harus berhati-hati dengan tendangan kerasnya.
9. Wesley Sneijder (Belanda)
Tidak disangka Belanda bisa merajai dengan mudah Grup C yang merupakan ‘grup neraka’. Tak dinyana Tim Oranye gugur di tangan Rusia. Tapi performa Sneijder sudah bisa ditaksir bakal menyita perhatian. Gol ke gawang Italia dan Prancis menjadi gambaran tepat kualitas skill yang dimiliki gelandang Real Madrid ini.
10. David Villa (Spanyol)
Pemain pertama yang membukukan hat-trick sejak Euro 2000. Villa membuka langkah mengesankan bagi Spanyol ketika mengungguli Rusia. Golnya ke gawang Swedia menjadi penentu langkah Tim Matador ke perempat final. Di saat konsentrasi mengarah ke Fernando Torres, Villa membuat lini depan Spanyol begitu bergigi. Sayang di partai final cedera membuatnya absen.
Di antara deretan 10 pemain terbaik di atas, saya memiliki prediksi dua pemain favorit lain yang menyedot perhatian mata pecinta bola. Yaitu; Lukas Podolski (Jerman)
Pecundang di Bayern Muenchen, Podolski menunjukkan kelasnya di Jerman. Ditempatkan di gelandang kiri atau berduet dengan Miroslav Klose, Poldi--panggilan Podolski--bermain trengginas di setiap laga. Tiga golnya menjadi bukti dan menjadi pemain Jerman paling produktif. Di babak knock-out, Podolski puasa gol tapi aksinya tetap impresif, yang salah satunya berbentuk assist bagi terciptanya gol Schweinsteiger ke gawang Portugal. Dan satu lagi, tentu saja Miroslav Klose yang telah mengemas dua gol penting bagi Timnas Jerman.

Tidak ada komentar: