Jumat, 27 Juni 2008

Aragones Tak Akan Ubah Formasi

2008-06-26 15:50:29
Dengan susah payah, tim yang difavoritkan menjadi juara Euro 2008, Jerman, akhirnya berhasil lolos dari ‘lubang jarum’ saat bertemu tim ‘kuda-hitam’, Turki dalam babak semifinal pertama yang digelar di Jakob-Park Stadium, Basel, Rabu (25/6) malam. Meskipun tidak tampil sebagaimana mestinya atau sesuai standar, dengan formasi the winning team saat menghadapi Portugal, Jerman yang lebih diunggulkan mampu menahan imbang skuad asuhan Fatih Terim di 45 menit pertama, dan kemudian berbalik unggul di 45 menit kedua.
Keberhasilan tim unggulan menaklukkan tim underdogs itulah yang kini hendak diulangi Luis Aragones bersama pasukannya, Spanyol saat berlaga di semifinal kedua menghadapi tantangan Rusia di Ernst Happel Stadium, Wina, Kamis (26/6) malam nanti. Pasalnya, mirip dengan lakon Jerman vs Turki, Tim Matador pun lebih diunggulkan saat menghadapi skuad asuhan Guus Hiddink. Aragones berharap Iker Casillas dkk mampu kembali tampil di partai pamungkas seperti yang ditunjukkan skuad Spanyol di Euro 1984.
Untuk itu, Aragones berniat bakal tetap mempertahankan formasi inti yang terbukti menghasilkan kemenangan saat Spanyol tampil dominan dalam dua laga awal penyisihan grup plus kemenangan atas juara dunia Italia di babak perempat final. Mantan pelatih Atletico Madrid yang telah berusia 70 tahun itu mengaku tak peduli dengan kondisi fisik Andrei Arshavin dkk yang disebut-sebut jauh lebih fit dan bertenaga dibanding Casillas dkk.
“Kami tidak akan melakukan perubahan (susunan pemain),” tegas ‘Si Bijak”, panggilan Aragones, seperti yang dikutip Goal. “Kondisi fisik mereka (pemain Rusia) memang top. Namun, kami pun memiliki kualitas yang lain. Yang kami butuhkan adalah strategi yang bakal dijalankan di tengah lapangan. Saya pun percaya jika secara fisik, Rusia tim terbugar di turnamen ini. Meski demikian, kami harus dapat mencari sisi kelemahan mereka dan mencoba mengambil keuntungan,” imbuhnya.
Dari 23 pemain yang dibawa Hiddink ke Austria-Swiss, hanya seorang pemain yang berstatus “asing” atau bermain di luar Russian Premier League (kompetisi divisi utama Rusia), yaitu gelandang serang FC Nuremberg (Bundesliga), Ivan Saenko, 24 tahun. Mengacu waktu kompetisi yang berbeda dengan umumnya di Eropa—Liga Premier Rusia dimulai pertengahan Maret sampai pertengahan November tahun berjalan—wajar jika kondisi fisik para pemain Rusia dinilai lebih segar dan bugar dibanding tim-tim lain.
“Tidak ada yang menolak jika dikatakan mereka lebih fit dan kuat. Jumlah laga yang harus dilalui mereka (para pemain Rusia) lebih sedikit. Itulah fakta yang tidak bisa dihindari. Meski demikian, kami pikir kami punya daya intelektual yang cukup untuk memaksimalkan kemampuan kami dan memanfaatkan kesalahan (kelemahan) mereka,” tandas Aragones.
Ketika disinggung tentang latar belakang di balik keputusannya menurunkan the winning team, Aragones menunjuk kondisi fisik kesebelas pemain inti yang tidak bermasalah—terlilit cedera atau faktor akumulasi kartu. “Tidak ada satu pun dari pemain kami yang mengalami cedera. Perubahan (formasi tim) bisa dilakukan. Namun, sejauh ini mereka tampil baik. Nah, kalau seorang pelatih menilai kinerja mereka baik, buat apa melakukan perubahan (pergantian),” pungkasnya.

Tidak ada komentar: